Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa wanita cenderung kehilangan harapan hidup lebih banyak setelah mengalami serangan jantung dibandingkan dengan pria. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu seperti perbedaan biologis dan sosial dapat menjadi penyebab dari hal tersebut.
Menurut Dr. Maria, seorang ahli kesehatan jantung, wanita umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung karena adanya faktor-faktor seperti hormon estrogen yang dapat memengaruhi kesehatan jantung. Selain itu, perbedaan gaya hidup dan pola makan juga dapat memengaruhi risiko serangan jantung pada wanita.
Studi ini juga menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki gejala yang berbeda saat mengalami serangan jantung dibandingkan dengan pria. Wanita seringkali mengalami gejala yang lebih samar dan tidak khas seperti nyeri di dada yang tidak terlalu parah, mual, dan kelelahan. Hal ini dapat membuat wanita sulit untuk mendeteksi bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung, sehingga penanganan yang tepat dapat terlambat dilakukan.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk lebih memperhatikan kesehatan jantung mereka, terutama jika memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung, diabetes, hipertensi, atau kebiasaan merokok. Perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres juga dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung pada wanita.
Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko serangan jantung pada wanita, diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung. Wanita juga perlu lebih proaktif dalam memeriksakan kesehatan jantung mereka secara berkala dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasa ada gejala yang mencurigakan. Kesehatan jantung adalah aset berharga yang perlu dijaga dengan baik, terutama bagi wanita yang rentan kehilangan harapan hidup setelah mengalami serangan jantung.